LEVEL PEMBERIAN TEPUNG BIJI KARET TERHADAP PRODUKSI DAN BOBOT TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix Japonica)
Abstract
The purpose of this study was to determine how the effect of giving rubber seed flour to the production and weight of quail eggs. Includes ration consumption, egg production, egg weight, and feed conversion, which this research was carried out in this research has been carried out Tanjung Sanai II Village, Kec. Ulak Tanding Padang. This research was experimental and carried out using factorial randomized complete variance analysis (RAL) consisting of 6 treatment levels and 4 replications and each treatment consisted of 4 quails. The treatment used is: P0: 100% Commercial ration without rubber seed flour, P1: 94% Commercial ration + 6% rubber seed flour, P2: 91% Commercial ration + 9% rubber seed flour, P3: 88% Commercial ration + 12% rubber seed flour, P4: 85% Commercial ration + 15% rubber seed flour, P5: 82% Commercial ration + 18% rubber seed flour. The results of this study used the rate of addition of rubber seed flour as much as 18% from the ration given, and significantly affected the conversion of rations and did not significantly affect ration consumption, egg production and egg weight.
References
Astuti, D. A. (2010). Petunjuk Praktis Beternak Ayam Ras, Petelur, itik, dan Burung puyuh. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Daulay AH, Bahri I, & Sahputra K. (2007). Pemanfaatan tepung buah mengkudu (Morinda Colticfolia) dalam ransum terhadap performans burung puyuh (Coturnix-coturnix japonica) umur 0-42 hari. J Agrib Pet. 3(1):23-28.
Direktorat Jenderal Peternakan & Kesehatan Hewan. (2016). Populasi Puyuh Menurut Provinsi Direktorat. Kementerian Pertanian RI, Jakarta.
Farahdiba., U. Santoso & Kususiyah. (2011). Pengaruh Aras Protein dan Ragi terhadap Kualitas Karkas dan Deposisi Lemak pada Ayam Broiler. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 6(1):47 – 54.
Herlina & Mulyantono. (2002). Bisnis puyuh juga bertumpu pada DKI. Majalah Poultry Indonesia. Edisi Juli.
Karossi, A.T., T. Dhalika, H. Burhanudin, A. Zulfikar & R. Budiastiti. (2011). Penggunaan Bungkil Biji Karet untuk Bahan Pakan Ayam. Prosiding Seminar Peternakan Dan Forum Peternak Unggas Dan Aneka Ternak Ciawi, Bogor.
Listiyowati, E. & Roospitasari, K,. (2000). Puyuh, Tata Laksana Budidaya Secara Komersial. Jakarta: Penebar Swadaya.
Mawaddah S. (2011). Kandungan kolestrol lemak, vitamin A dan E dalam daging, hati dan telur, serta performa puyuh dengan pemberian ekstrak dan tepung daun katuk (Sauropus androgynous L. Merr) dalam ransum [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Murni, R., Suparjo, Akmal, B. & L. Ginting. (2008). Buku Ajar Teknologi Pemanfaatan Limbah untuk Pakan. Jambi: Universitas Jambi Pres.
Noor, R, R. (2000). Genetika Ternak. Bogor: Penebar Swadaya.
North, M.O. & D.D. Bell. (1990). Commercial Chicken Production Manual. 4th Edition. New York: Van Nostrand. Reinhold.
Nurk. H. (2001). Peranan Konsentrasi Vitamin E dan Selenium dalam Ransum terhadap Reproduksi Puyuh [Disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Pond, W. G., D. C. Church & K. R. Pond. (1995). Basic Animal Nutrtion and Feeding. Inc, New York.
Standar Nasional Indonesia, 01-3905-1995. Ransum Puyuh Petelur Pemula (QuailStarter).
Subekti, E & Dewi Hastuti. (2013). Budidayapuyuh (coturnix – coturnix Japonica)di pekarangan sebagai sumber protein hewani dan penambah income keluarga. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, 9 (1): 1-10.
Sunarno. (2004). Potensi Burung Puyuh. Majalah Poultry indonesia Edisi Februari hal. 61.
Syamsunarno, B & Sunarno, Td. (2014). Kajian Biji Karet (Hevea brasiliensis) sebagai Kandidat Bahan Baku Pakan Ikan. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan, 3 (2): 135-142.
Triyanto. (2007). Performa produksi burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) periode produksi umur 6-13 minggu pada Lama pencahayaan yang berbeda. (Skripsi). Program Studi Teknologi Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Varghese SK. (2007). The Japanese Quail. Canada: Peather Fancier Newspaper.
Wahju, J. (1997). Ilmu Nutrisi Unggas. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.
Widyatmoko. H., Zuprizal, & Wihandoyo, (2013). Pengaruh penggunaan corn dried distillers grains with solubles dalam ransum terhadap performan puyuh jantan. Buletin Peternakan. 37(2): 120-124.
Wizna, Mirnawati, J, Novirman, Yenti & Zuryani. (2010). Pemanfaatan Produk Fermentasi Biji Karet (Havea Brasiliensis) Dengan Rhizopus Oligosporus Dalam Ransum Ayam Broiler. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 18-19 September 2010, Bogor: Pusat Penelitian Peternakan, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian.
Yatno. (2009). Isolasi Protein Bungkil Inti Sawit Dan Kajian Nilai Biologinya Sebagai Alternatif Bungkil Kedelai Pada Puyuh [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Zuhra, C. F. (2006). Karet. (Karya Ilmiah). Sumatera Utara: Departemen Kimia.