Dekonstruksi dan Transformasi Makna Tradisi Mandi Kasai dalam Masyarakat Lubuklinggau

  • Agus Susilo, Warto Universitas Sebelas Maret

Abstract

Tradisi Mandi Kasai merupakan salah satu praktik budaya yang telah lama melekat dalam masyarakat Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Namun, seiring perkembangan zaman, makna dan fungsi tradisi ini mengalami pergeseran yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendekonstruksi makna dan menelusuri transformasi Tradisi Mandi Kasai dalam konteks masyarakat Lubuklinggau. Melalui pendekatan dekonstruksi, penelitian ini mengkritisi narasi dominan yang melekat pada tradisi tersebut, serta mengungkap konstruksi sosial, politik, dan budaya yang membentuknya. Data dikumpulkan melalui studi literatur, wawancara mendalam dengan tokoh adat, dan observasi partisipatif terhadap pelaksanaan tradisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tradisi Mandi Kasai awalnya memiliki makna sakral sebagai bagian dari ritual penyucian diri dan penghormatan terhadap leluhur. Namun, dalam perkembangannya, tradisi ini mengalami transformasi makna akibat pengaruh modernisasi, globalisasi, dan perubahan nilai-nilai masyarakat. Dekonstruksi terhadap tradisi ini mengungkap bahwa beberapa aspek Mandi Kasai telah direkonstruksi untuk kepentingan tertentu, seperti pelestarian budaya dan pariwisata. Selain itu, tradisi ini juga menjadi alat legitimasi kekuasaan bagi elite lokal yang berusaha mempertahankan pengaruhnya di tengah masyarakat. Penelitian ini juga menemukan bahwa transformasi makna Mandi Kasai membuka ruang bagi reinterpretasi dan inovasi tradisi agar lebih relevan dengan nilai-nilai modern, seperti inklusivitas dan kesetaraan gender. Meskipun demikian, tantangan tetap ada, terutama dalam menjaga keseimbangan antara pelestarian budaya asli dan adaptasi terhadap perubahan sosial. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami dinamika tradisi lokal di tengah arus modernisasi, serta menawarkan perspektif kritis tentang bagaimana tradisi dapat bertransformasi tanpa kehilangan esensi kulturalnya. 

References

Agus Susilo, Khoirul Anwar, D. (2024). Transformasi Paradigma Pembelajaran Sejarah pada Peserta Didik di Era Revolusi Industri 4.0. Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Riset Sosial Humaniora, 7(2), 1588–1601. https://doi.org/https://doi.org/10.31539/kaganga.v7i2.12559
Ahmad. (2021). Mandi-Kasai-Di-Lubuk-Linggau-Untuk-Calon-Pengantin. In http://breaktime.co.id/travel/the-story/mandi-kasai-di-lubuk-linggau-untuk- calon-pengantin.html./more.
Asih, S. W., & El-Yunusi, M. Y. M. (2024). Permainan Tradisional dalam Membentuk Karakter Anak Usia Dini. Ceria: Jurnal Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, 13(1), 150. https://doi.org/10.31000/ceria.v13i1.10604
Budi Setyaningrum, N. D. (2018). Local Culture in the Global Era. Ekspresi Seni, 20(2), 102.
Danugroho, A. (2020). Eksistensi Tradisi Masyarakat Samin Kabupaten Bojonegoro Pada Era Modern. SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Kajian Sejarah, 2(1), 1–7. https://doi.org/https://doi.org/10.31540/sindang.v2i1.289
Desfriyati, D., Nur Indah, A. P., Rustini, T., & Arifin, M. H. (2022). Menanamkan Sikap Budaya Lokal di Era Globalisasi pada Anak SD. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar , 3(1), 128–133. https://doi.org/10.33487/mgr.v3i1.3504
McLaren, H., Jones, M., & Patmisari, E. (2023). Multicultural Quality of Life: experiences of a South Australian Muslim community amid the COVID-19 pandemic. Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, 13(1), 57–84. https://doi.org/10.18326/ijims.v13i1.57-84
Nur, E. dan R. P. (2019). Media Tradisional di Era Digital. Prosiding Seminar Nasional Komunikasi Dan Informatika, 179–184. https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/snki/article/view/2653
Pebrianto, Razali, dkk. (2019). Kearifan lokal Dalam Tradisi Mandi Balimau Kasai: Peran Pemangku Adat Untuk Menjaga Nilai-Nilai Islam di Desa Alam Panjang Kec. Rumbio Jaya Kab. Kampar Prov. Riau. JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam), 3(1), 17–24.
Rasyid, A. Ramli Raffli, et al. (2024). Pentingnya Pendidikan Multikultural Dalam Konteks Pancasila Di Masyarakat. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran, 7, 3648–3655.
Riyadi, A. (2020). Tradisi Keagamaan dan Proses Sosial pada Kaum Muslim Pedesaan. International Journal Ihya’ ‘Ulum Al-Din, 20(2), 193–216.
Sari, T. Y., Kurnia, H., Khasanah, I. L., & Ningtyas, D. N. (2022). Membangun Identitas Lokal Dalam Era Globalisasi Untuk Melestarikan Budaya dan Tradisi Yang Terancam Punah. Academy of Social Science and Global Citizenship Journal, 2(2), 76–84. https://doi.org/10.47200/aossagcj.v2i2.1842
Selamat, K., Adripen, A., & Jamaluddin, J. (2022). Character Education: Comparison Analysis Between The Thinking of Ki Hajar Dewantara and Abdullah Nasih Ulwan. Ta’dib, 25(2), 273. https://doi.org/10.31958/jt.v25i2.6856
Siswoyo, A. A., Wijaya, B. R., & Nizar, R. C. (2023). Multimedia Interaktif Game Edukasi Terintegrasi Kearifan Lokal Madura untuk Menanamkan Literasi Budaya Siswa Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu …, 5(6), 2879–2888. https://www.edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/5820
Susetyo, B. & R. (2021). Kota Lubuklinggau Dalam Kurun Waktu 1825-1948. Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, 10(1), 14–29. https://doi.org/10.36706/jc.v10i1.12902
Susilo, A. & et al. (2024). The Influence of Multiculturalism-Based Character Education on the Personality Development of Students at PGRI Silampari University. Riwayat: Educational of History and Humanities, 7(4), 2674–2685. https://doi.org/https://doi.org/10.24815/jr.v7i4.41634
Tjitjik, S. (2018). Kajian Estetis Relief Motif Bunga Padma Pada Candi Singasari Dalam Inspirasi Penciptaan Tata Rias dan Desain Busana Pada Perkawinan Adat Tradisional ‘MALANGAN.’ Jurnal Imajinasi, XII(1), 47–56.
Published
2025-07-15
How to Cite
Warto, A. S. (2025). Dekonstruksi dan Transformasi Makna Tradisi Mandi Kasai dalam Masyarakat Lubuklinggau. SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Kajian Sejarah, 7(2), 43-49. https://doi.org/https://doi.org/10.31540/sindang.v7i2.3416