PERBANDINGAN DAYA SIMPAN DAN UJI ORGANOLEPTIK MIE BASAH DARI BERBAGAI MACAM BAHAN ALAMI
Abstract
This study aims to determine the ratio of storability and organoleptic test of Natural Ingredients used to preserve wet noodles. The type of this research is qualitative descriptive research. The object of this research is wet noodles mixed with carrot juice, pampkin juice and turmeric juice. Data were collected through observation of shelf life for 8 days storage and organoleptic test against 50 panel of consumption panel. The result of the research shows that there is a comparison of storage power of each added juice. The conclusion of this research is the treatment with the longest shelf life that is for 8 day that is wet noodle which is added with carrot juice (P1), while for the fastest storage which is wet noodle is treatment P0 (control) for 1 day. The results of organoleptic test from wet noodles to the most acceptable power are wet noodles with the addition of pumpkin juice (P2).
References
Andriyani. (2008). Pengaruh Jumlah Bubur Labu Kuning dan Konsentrasi Kitosan Terhadap Mutu Mie Basah, (Skripsi). Medan: Universitas Sumatera Utara.
Anwar, F. & Khomsan, A. (2009). Makan Tepat Badan Sehat. Jakarta: PT. Mizan Publika.
Billina, A., S. Waluyo & D. Suhandy. (2014). Kajian Sifat Fisik Mie Basah dengan Penambahan Rumput Laut. Jurnal Teknik Pertanian Lampung, 4 (2), 109-116.
Dwiwati, R. (2014). Pemanfaatan Ekstrak Wortel (Daucus carota) dan Buah Waluh (Cucurbita moschata) Sebagai Bahan Pengawet Alami Bakso Daging, (Skripsi). Surakarta: Universitas Muhammadiyah.
Habsah. (2012). Gambaran Pengetahuan Pedagang Mie Basah Terhadap Perilaku Penambahan Boraks dan Formalin Pada Mie Basah di Kantin-kantin, (Skripsi). Jakarta: Universitas Depok.
Harahap, N. A. (2009). Pembuatan Mie Basah dengan Penambahan Wortel (Daucus carota L.), (Skripsi). Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Indah, SY. (2010). Kitab Ekstrem Kuliner. Surabaya: PT. Java Pustaka Media Utama.
Indonesian Food Teknologist. (2014). Potensi Kunyit Sebagai Pengawet Alami Pada Produk Pangan. Retrieved from http://www.ift.or.id/2014/01/potensi-kunyit-sebagai-pengawet-alami.html.
Kristianingsih, Z. (2010). Pengaruh Substitusi Labu Kuning Terhadap Kualitas Brownies Kukus, (Skripsi). Jakarta: Universitas Negeri Semarang.
Kurniawan, A., Estiasih T., & Nugrahini N. I. P. (2015). Mie Dari Umbi Garut (Maranta arundinacea L.). Jurnal Pangan dan Agroindustri, 3(3), 847-854.
Nasution, Z, T. Bakkara dan M. Manalu. (2006). Pemanfaatan Wortel (Daucus carota) Dalam Pembuatan Mie Basah Serta Analisa Mutu Fisik dan Mutu Gizinya. Jurnal Ilmiah PANNMED, 1(1), 9-13.
Oktiarni, D, D. Ratnawati & D. Z. Anggraini. (2012). Pemanfaatan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus polyhizus sp.) Sebagai Pewarna dan Pengawet Alami Mie Basah. Jurnal Gradien, 8(2), 819-824.
Oktiarni, D., D. Ratnawati & B. Sari. (2013). Pemanfaatan Ekstrak Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis Linn) sebagai Pewarna Alami dan Pengawet Alami Pada Mie Basah. Prosiding Seminar Semirata FMIPA BKS Barat, 1(1), 103-109.
Pasaraeng, E. (2013). Pemanfaatan Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val) Dalam Upaya Mempertahankan Mutu Ikan Layang (Decapterus sp), (Skripsi). Manado: FMIPA UNSRAT.
Pracaya. (2009). Bertanam Sayur Organik. Jakarta: Penebar Swadaya.
Satyajaya, W. & Nawansih, O. (2008). Pengaruh Konsentrasi Chitosan Sebagai Bahan Pengawet Terhadap Masa Simpan Mie Basah. Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian, 13(1), 17-24.
Tangdiongga, R.R., L.C., Mandey & F. Lumoindong. (2015). Kajian Analisis Kimia Formaldehida dalam Peralatan Makan Melamin secara Spektofotometri Sinar Tampak. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan, 3(1), 1-6.