Merawat Alam Lewat Tradisi: Studi Etnosains Sistem Tebang Pilih Suku Anak Dalam dan Implikasinya terhadap Pendidikan Konservasi Biodiversitas

  • Leni Marlina Universitas Jambi
  • Bambang Hariyadi Universitas Jambi
  • Zurweni Zurweni Universitas Jambi
  • Haryanto Haryanto Universitas Jambi
Keywords: Suku Anak Dalam, selective logging system, ethno-science, biodiversity, conservation education

Abstract

Krisis ekologis global menuntut pendidikan yang mengintegrasikan kearifan lokal sebagai sumber pembelajaran yang kontekstual dan berkelanjutan. Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi, Indonesia, memiliki sistem tebang pilih yang mencerminkan kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan dan keanekaragaman hayati. Penelitian ini bertujuan mengkaji praktik tersebut melalui pendekatan etnosains dengan fokus pada analisis nilai-nilai spiritual dan ekologis yang mendasarinya. Metode kualitatif digunakan dengan teknik observasi, wawancara terhadap ketua adat, guru, dan siswa di kawasan Bukit Duabelas, serta studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem tebang pilih SAD didasarkan pada prinsip ekologis dan nilai spiritual yang mendukung pelestarian keanekaragaman hayati. Analisis etnosains mengungkap keterkaitan antara tradisi lokal dan prinsip ilmiah dalam konservasi. Studi ini merekomendasikan pengembangan rancangan pembelajaran konservasi berbasis etnosains sebagai pendekatan kontekstual dalam pendidikan lingkungan.

References

Andhika, R. R., Hariyadi, B., & Saudagar, F. (2015). Etnobotani Penghasil Getah oleh Suku Anak Dalam di Taman Nasional Bukit Duabelas Kabupaten Sarolangun, Jambi (Etnobotany of Sap Producing Plants by Suku Anak Dalam in the National Park Bukit Duabelas Sarolangun, Jambi). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 20(1), 33–38. journal.ipb.ac.id/index.php/JIPI

Bahri, S., Montessori, M., & Indrawadi, J. (2024). Dampak illegal logging terhadap nilai luhur Suku Anak Dalam.

Dan, E., Walid, A., & Pd, M. (n.d.). Ethnosains dan kearifan lokal kota bengkulu.

Fauziah, U. (2022). 56704-75676675435-1-Pb. 3(November), 145–161.

Mairida, D., Muhadiono, M., & Hilwan, I. (2016). Ethnobotanical Study of Rattans on Suku Anak Dalam Community in Bukit Duabelas Nasional Park. Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education, 8(1), 64. https://doi.org/10.15294/biosaintifika.v8i1.5164

Moeliono, M., Thuy, P. T., Bong, I. W., Wong, G. Y., & Brockhaus, M. (2017). Social forestry-why and for whom? A comparison of policies in vietnam and Indonesia. Forest and Society, 1(2), 78–97. https://doi.org/10.24259/fs.v1i2.2484

Prastio, B., Santoso, A., Roekhan, Maulidina, A., Numertayasa, I. W., & Suardana, I. P. O. (2023). An ecolinguistic study: The representation of forest conservation practices in the discourse of Anak Dalam Jambi tribe, Indonesia. Cogent Arts and Humanities, 10(1). https://doi.org/10.1080/23311983.2023.2262788

Yasir, S., & Sutrisno, E. (2021). Potensi dan keragaman hayati cagar alam Bukit Bungkuk. Jurnal Zona, 3(1), 1–9. https://doi.org/10.52364/jz.v3i1.32
Published
2025-06-30