PENGARUH METODE LATIHAN PLIOMETRIK DAN METODE LATIHAN SIRKUIT TERHADAP KEMAMPUAN LARI 100 METER ATLIT UNIT KEGIATAN OLAHRAGA ATLETIK UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

  • Popalri P. STKIP PGRI Lubuklinggau
Keywords: Metode Plimetrik, Metode Sirkuit, Lari 100 meter

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya kemampuan lari 100 meter atlet UKO Atletik Universitas PGRI Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh Metode latihan pliometrik dan Metode latihan sirkuit terhadap kemampuan lari 100 meter atlIt UKO Atletik Universitas PGRI Palembang.  Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Populasi penelitian adalah atlit UKO Atletik universitas PGRI Palembang yang berjumlah 26 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, dengan menetapkan semua anggota populasi sebagai sampel. Setelah dilakukan tes, sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok metode latihan pliometrik dan kelompok metode latihan sirkuit. Masing-masing kelompok terdiri dari 13 orang. Perlakuan dilaksanakan 16 kali pertemuan dengan frekuensi latihan 3 kali seminggu. Lamanya latihan setiap pertemuan ± 120 menit. Instrumen yang dipakai untuk mengukur kemampuan lari 100 meter adalah tes lari 100 meter. Untuk hipotesis 1 dan 2 adalah dengan analisis data dependen sampel t tes sedangkan tes hipotesis 3 independent sampel t tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Metode latihan pliometrik berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan lari 100 meter dimana t (15,78) > t (1,77). 2) Metode latihan sirkuit berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan lari 100 meter, dimana t tabel  (12,50) > t hitung (1,77). 3). Terdapat perbedaan pengaruh antara metode latihan pliometrik dan metode latihan sirkuit terhadap kemampuan lari 100 meter, dimana t hitung (6,24) > t tabel (1,77). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode latihan pliometrik lebih efektif aripada metode latihan sirkuit meningkatkan kemampuan lari 100 meter. 

References

Ballesteros, Jose Manuel. 1993. Pedoman Dasar Melatih Atlletik. Jakarta: Program Pendidikan & Sistem Sertifikasi Pelatih Atlletik. Persatuan Atlletik Seluruh Indonesia.
Bompa, Tudor,1983. Theory and Methodology of Training (the key to Athletic Performance) third edition : USA, Kendall/Hunt Publishing Campany.
Chu, Donal. A, 1996. Jumping Into Plyometrics. Champaign, illionis : Human Kinetics Pub
Harsono. 1988. Coching Dan Aspek Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta; C.V Tembak Kusuma
Kardjono. 2008. Pembinaan Kondisi Fisik. Diunduh dari http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/196105251986011KARDJONO/KONDISI_FISIK.pdf (accesed 13/06/14).
Nofriani, Wike. 2008. Hubungan Otot Tungkai Kaki dan Lengan Terhadap Ketepatan Smash. Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Radcliffe, J, 2003, Form and Safety in Plyometric Training, NCSA Performeance Taining Journal.Vol 2. Number 2.
Soekarman R, 1986. Dasar-Dasar Olahraga untuk Pembina, Pelatih dan Atlit : Jakarta, PT Idayu Press.
Suharno HP. 1993. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta : Yayasan Sekolah Tinggi Olahraga.
Syarifudin, Aip. 1992. Atlletik. Jakarta: Proyek Pembinaaan Tenaga Kependidikan.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta.
Published
2017-06-30