Analisis Kurikulum Sekolah Menghadapi Era Disrupsi

  • Zaimarni Zaimarni Universitas Jambi
  • Rayandra Asyhar Universitas Jambi
  • Asrial Asrial Universitas Jambi
  • Syaiful Syaiful Universitas Jambi

Abstract

Dunia pendidikan sedang menghadapi perubahan cepat: pandemi, percepatan digitalisasi, kebutuhan keterampilan abad ke-21, dan tekanan pasar kerja yang berubah membuat kurikulum tradisional tidak lagi mencukupi. Negara-negara dan lembaga internasional mendorong desain kurikulum yang lebih fleksibel, berfokus pada kompetensi, nilai, dan kemampuan beradaptasi (OECD, UNESCO, Kemendikbudristek). Era disrupsi ditandai dengan perubahan cepat pada teknologi, ekonomi, dan sosial budaya yang membawa dampak signifikan terhadap dunia pendidikan. Kurikulum sekolah, sebagai instrumen utama pendidikan formal, harus beradaptasi dengan tuntutan abad ke-21 yang menekankan literasi digital, keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, dan fleksibilitas belajar. Makalah ini menganalisis kurikulum sekolah dari perspektif ontologis, epistemologis, dan aksiologis dalam menghadapi era disrupsi. Analisis kritis menunjukkan bahwa kurikulum baru, seperti Kurikulum deep learning di Indonesia maupun OECD Learning Compass 2030, memiliki kekuatan berupa relevansi dan fleksibilitas, namun juga menghadapi tantangan besar terkait kesenjangan digital, kesiapan guru, dan sistem asesmen.  Rekomendasi yang diajukan meliputi peningkatan infrastruktur pendidikan, pelatihan berkelanjutan bagi guru, serta desain asesmen yang sesuai dengan kompetensi abad ke-21. Makalah ini menyajikan analisis kritis terhadap kurikulum di era disrupsi dengan meninjau aspek ontologis, epistemologis, dan aksiologis, disertai kekuatan, kelemahan, peluang, serta tantangan implementasi inovasi kurikulum , seperti Kurikulum Deep learning di Indonesia maupun OECD Learning Compass 2030 merupakan langkah strategis, namun keberhasilan implementasi sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur, kapasitas guru, dan desain asesmen. Rekomendasi yang diberikan menekankan penguatan literasi digital, pemerataan akses, pengembangan profesional guru, serta penyusunan kurikulum berbasis nilai humanistik dan keberlanjutan

References

Chaka, C. (2022). Is Education 4.0 a Sufficient Innovative, and Disruptive Educational Trend? Frontiers in Education.

Kemendikbudristek RI. (2022). Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

OECD. (2021). Learning Compass 2030: Concept note. Paris: OECD Publishing.

OECD. (2021). Embedding Values and Attitudes in Curriculum. Paris: OECD Publishing.

UNESCO. (2020). Beyond disruption: Technology-enabled learning futures. Paris: UNESCO.

World Bank. (2022). The State of the Global Education Crisis: A Path to Recovery. Washington DC: World Bank.

shak, E. (2024). Penguatan Landasan Epistemologi dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Sekolah Dasar untuk Meningkatkan Karakter Siswa. Epistemic: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 3(2), 291-310. journal.pegiatliterasi.or.id

Epistemological Obstacles to Social Studies Education. (2024). Trends in Higher Education, 3(4), 1072-1080. MDPI

Aufa, A. A., & Fauziah, Z. (2025). Transformative Learning for MBKM in Indonesia: An Epistemology and Alternative View. Research, Society and Development. rsdjournal.org

Guswantoro, H. (2023). Analisis Landasan Epistemologis dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama. Epistemic: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2(3), 311-326. journal.pegiatliterasi.or.id

Khaerani, K. K. (2023). Relevansi Epistemologi dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Matematika: Kajian Filsafat Ilmu. Jurnal Panrita, 5(2). journal.umpalopo.ac.id
Nasir, T. M., Sonia, G. A., Rusyd, N., & Latifah, L. (2023). Foundation and Epistemology of Islamic Education in Indonesia. Khazanah Pendidikan Islam,
Published
2025-12-03